BRAKKK ! ! ! ! !!.....
Rabu
pagi yang cerah itu dikejutkan dengan suara ribut-ribut dari kantinnya Bu Asih.
Suasana kantin yang asalnya riuh rendah, penuh dengan celotehan anak-anak SMKN
04 Kendal tiba-tiba mendadak menjadi sunyi senyap. Semua aktivitas yang mereka
lakukan berhenti begitu saja. Pandangan mereka hanya tertuju pada seseorang
cewek yang telah membuat keributan di tempat itu.
‘’Aduh
neng gelis…jangan marah-marah di sini atuh, ini teh kantin, bukan tempat
pelampiasan amarah, nggak enak diliat ama yang lain…’’. Tegur Bu Asih dengan
logat sundanya yang kental
‘’Masa
bodo !!!!’’. Ucap cewek itu sambil memukul meja.
‘’Iya
degh neng..maapin ibu…’’. Ucap Bu Asih.
‘’Nasi
goreng satu plus fruit tea !!!! cepat…gak pake lama !!!!’’. Ucap cewek itu.
‘’iya neng…’’. Ucap Bu Asih.
‘’iya neng…’’. Ucap Bu Asih.
Cewek
itu bernama Vena. Dia cantik, dan pintar. Dia anak SMKN 4 kelas XI RPL 1. Sebenarnya
dia sangat ramah, tapi kalau dia marah…. sifat dan tingkahnya berubah 180
derajat. Cewek yang satu ini kalau lagi nggak ada masalah feminiiimmmm banget, tapi
kalau sudah marah…. wahhh tomboy abiezzz !!!!. Cewek ini juga seorang atlet
TaeKwonDo Kendal.
‘’Napa
sih…pagi-pagi gene udah buat masalah ??? pasti ada something yang terjadi
antara kamu dengan Willy..’’. Ucap Friska dingin.
‘’Dasar
cowok kurang ajar !!! nggak ngerti perasaan cewek !!! egois !!’’. Ucap Vena,
dan tanpa sengaja Willy yang berada di belakangnya mendengar ucapan Vena.
‘’Hei
Vena… jangan seenaknya aja ngatain aku egois !!! kamu tuh yang egois !!!’. Ucap
Willy.
‘’Aku ???.... gak salah tuh ??, bukannya kamu macari aku cuman gara-gara pengen nyari
‘’Aku ???.... gak salah tuh ??, bukannya kamu macari aku cuman gara-gara pengen nyari
tenar
aja ??? udah degh… ngaku aja loe !!!’’. Ucap Vena.
‘’Emang
!!!! kalo udah tau nggak usah buat ribut donk !!!... lagi pula sekarang aku
nggak butuh kamu lagi kuq…’’. Ucap Willy.
‘’Heh..
kalian itu, nyadar donk !!! ini kantin bukan tempat berantem. Bikin malu aja
!!!!. Kalian berdua tu OSIS,, emang ada OSIS yang nyontohin nggak baek dan
nggak layak gini,, berantemnya gara-gara cinta lagi !!!! dasar !!!, Angga… cepet
bawa temen kamu itu pergi !!!!’. Ucap Friska dengan tegas.
‘’Dasar
loe… cowok kurang ajar !!!’’. Teriak Vena.
Hari
itu, semenjak ia putusan dengan Willy, lena lebih memilih diam. Padahal tadi
pagi ia marah-marah gak karuan. Saat rapat OSIS tadi sore juga, ia lebih
memilih menatap Friska, sahabatnya yang merupakan ketua bidang olahraga. Cewek
yang tomboynya bukan main itu adalah atlet nasional karate. Rambutnya aja
cepak, plus sikapnya tomboy bukan main. Friska balas menatap sahabatnya yang
secara tidak langasung menyiratkan rasa kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.
‘’Baiklah
teman-teman, kita tutup rapat ini. Selamat sore..’’. Ucap Fery, sang ketua
OSIS.
‘’Udah donk sobat, jangan sedih mulu, cowok tuh banyak, nggak cuma Willy aja, gak enak tau di liat orang mukanya kusut kayak belum di setrika gitu.. bawa fun aja lagi, hidup tuh jangan selalu memikirkan masa lalu, fikirkan aja apa yang akan kita jalani and kita lakukan dimasa sekarang and di masa yang akan datang’’. Ucap Friska menasihati Vena saat rapat telah usai.
‘’Udah donk sobat, jangan sedih mulu, cowok tuh banyak, nggak cuma Willy aja, gak enak tau di liat orang mukanya kusut kayak belum di setrika gitu.. bawa fun aja lagi, hidup tuh jangan selalu memikirkan masa lalu, fikirkan aja apa yang akan kita jalani and kita lakukan dimasa sekarang and di masa yang akan datang’’. Ucap Friska menasihati Vena saat rapat telah usai.
‘’Hmm…
iya juga sih..thanks ya sobat.. kamu sahabatku yang paling baik sedunia…’’.
Ucap Vena.
‘’Pulang yuk… udah senja nihh.. Ntar malam kita hang out yukk.. aku yang jemput…’’. Ucap Friska.
‘’OK…’’. Ucap Vena.
‘’Pulang yuk… udah senja nihh.. Ntar malam kita hang out yukk.. aku yang jemput…’’. Ucap Friska.
‘’OK…’’. Ucap Vena.
Malam
itu langit kota Kendal tampak cerah, bertabur bintang dan berhias bulan. Vena
sudah sedari tadi siap, dan ia hanya menunggu kedatangan Friska. Ia mengenakan
T-Shirt warna ungu kesukaannya, jins panjang ketat berwarna hitam, dengan
rambutnya yang diikat membentuk seperti ekor kuda.
Tepat pukul tujuh
malam, Friska akhirnya datang juga. Dengan gayanya yang tomboy, ia lebih mirip
cowok ketimbang ia menjadi cewek. Baju lengan pendek berkerah, celana jins behel,
rambut cepak, jaket hijau lumut kesukaannya dan sepatu kets putih, membuatnya
terlihat sangat kelaki-lakian.
‘’Wowww…tomboy
banget sih loe…’’. Ucap Vena pada Friska.
‘’Biasa
aja kaleee.. nggak usah lebay kayak gittu… cepetan naik !!!’’. Ucap Friska.
‘’Ok degh..’’. Ucap Vena.
‘’Ok degh..’’. Ucap Vena.
‘’Mmm…
non, mau kemana ??’’. Gurau Friska pada Vena.
‘’Kemana
aja degh pak…’’. Ucap Vena.
Segera
saja Friska menghidupkan mesin motornya dan pergi meninggalkan komplek Perumahan
Ramah Jaya, tempat di mana Vena dan kedua kakak perempuannya tinggal. Vena
memang sejak awal masuk SMP sudah tinggal bersama kedua kakak perempuannya. Namun,tiap
seminggu dua kali, kakak laki-lakinya yang merupakn kakaknya yang paling tua
datang mengunjungi mereka. Vena merupakan anak keempat dari empat
bersaudara,alias anak bungsu. Sedangkan kedua ortunya Vena bekerja di
perusahaan keluarga milik mereka yang berada di Singapura, tempat kakeknya vena
dari pihak ibu berasal.
Namun
tanpa diketahui oleh Vena, sudah sejak lama sahabatnya, Friska, memendam sebuah
perasaan terlarang. Perasaaan yang tidak bisa diterima oleh sebagian besar
manusia. Diam-diam Friska menaruh hati pada Vena. Memang, Friska sejak dua
tahun ini punya perasaan terlarang itu. Dan selama dua tahun ini ia mempunyai
pacar seorang cewek.Tidak ada satu orang pun yang tahu kalo Friska adalah cewek
lesbian, termasuk ortu dan sahabatnya, Vena.
Semenjak
Vena putusan dengan Willy, Friska menunjukkan sikap yang jauh berbeda dari
biasanya. Perhatian dan kasih sayang yang di berikannya kepada Vena melebihi
perhatian dan kasih sayang sebagai sahabat.
Hari-hari
mereka jalani berdua dengan penuh keakraban.Tanpa diduga, dan tanpa diketahui
mengapa, perlahan namun pasti, Vena juga mulai merasakan perasaan yang tak
wajar. Vena mulai ada rasa dengan Friska, seperti Friska menaruh perasaan
kepada Vena. Cinta terlarang itu perlahan mulai menghiasi hari-hari mereka
berdua.Hingga akhirnya,saat mereka sedang jalan-jalan di taman kota, Friska
mengungkap semua perasaannya pada Vena.
‘’Ven….’’.
Ucap Friska.
‘’Ya…’’.
Sahut Vena.
‘’Seandainya
aku mengatakan sesuatu yang mungkin nggak bisa diterima oleh akal sehat, apa
kamu masih mau menjadi sahabatku ???’’. Tanya Friska.
‘’Pastinya
donk.. emangnya ada apa Fris ???’’. Tanya Vena.
‘’Hmmm…
sebenarnya aku cewek lesbian…’’. Ucap Friska setelah beberapa detik ia terdiam
sambil menatap lekat-lekat cewek di depannya yang merupakan sahabatnya sekaligus
orang yang di cintainya.
‘’Kamu….’’.
Ucap Vena yang tak sanggup meneruskan perkataannya.
‘’Hhh…ya,
itulah kenyataan tentang diriku yang selama dua tahun ini ku tutup-tutupi dari
kalian semua termasuk dengan ortu ku. Sekarang, terserah kamu aja apa kamu
masih mau bersahabat dengan aku’’. Ucap Friska.
‘’Aku
tetap mau bersahabat denganmu…’’. Ucap Vena setelah ada jeda cukup panjang
diantara mereka.
‘’Thank’s…’’.
Sahut Friska.
Hening
kembali muncul di antara mereka berdua.Tak ada sepatah katapun keluar dari
mulut mereka berdua. Mereka terlarut dalam fikirannya masing-masing. Hingga
akhirnya…
‘’Aku menginginkanmu…’’. Ucap Friska pada Vena.
‘’Aku menginginkanmu…’’. Ucap Friska pada Vena.
‘’Apa
?? maksud kamu apa ???’’. tanya Vena tak mengerti.
‘’Aku
cinta kamu, sudah lama aku memendam perasaan ini…’’. Jawab Friska.
‘’Beneran
???’’. Tanya Vena tak percaya.
‘’Beneran…’’.
Sahut Friska.
‘’Owh…
aku… aku juga menginginkanmu… entah mengapa dan kenapa perasaan ini datang
begitu saja dan mulai menghiasi hatiku…’’. Ucap Vena.
‘’So….’’.
Ucap Friska.
‘’Kita
pacaran !!!’’. Ucap mereka berdua bersamaan.
Keanehan
gaya dan bahasa tubuh mereka lama kelamaan mulai di rasakan oleh teman-teman
mereka. Sikap Friska dan Vena dari hari ke hari semakin berubah. Beberapa orang
siswa dan siswi di kelasnya mulai curiga. Bahkan ada yang berani bilang kalo
mereka cewek lesbian dan mereka sedang menjalin cinta terlarang. Cinta yang
dibilang sangat terlaknat. Beberapa anak juga ada yang prihatin dengan mereka. Termasuk
Ivan yang sudah sejak lama menaruh perasaan pada Vena. Namun Friska dan Vena
tak sedikitpun menggubris semua itu.
Ivan
sama sekali tak bisa membiarkan kedua sahabat itu mejalin cinta terlarang, karna
ia tak mau kedua sahabat itu semakin susah untuk berhenti menjadi lesbian. Ia
tak habis fikir dengan kedua cewek itu, masih banyak aja laki-laki ko’ malah
pacaran ama sesama. Malam minggu yang basah itu, Ivan mengirim sms kepada Vena
untuk menanyakan apa benar yang teman-teman mereka katakana, bahwa Vena dan
Friska menjalin hubungan yang terlaknat itu. Ivan malah berharap kalau itu
semua hanya gossip belaka. Namun betapa terkejutnya Ivan saat mendengar
perkataan dan semua itu adalah benar apa adanya.
Ivan
memutuskan untuk menelpon Vena. Deringan lagu Zivilia-Aishiteru terdengar dari
ponselnya Vena.Vena yang asyik main facebook ria di notebooknya terkejut
mendengar nada dering itu berbunyi. Nada dering yang sengaja ia programkan
sebagai pertanda bahwa cowok yang ia sukai menelponnya.
Sedetik
kemudian ia memencet tombol hijau di hpnya. Kemudian mereka asyik mengobrol
tentang apa yang terjadi pada diri mereka selama ini. Memang, sudah tiga bulan
terakhir ini mereka nggak ada kontak lagi. Bukannya nggak ada kontak, tapi Vena
tidak mau menjawab semua telpon dan sms dari Ivan. Karena Vena sakit hati
mengetahui Ivan jadian dengan Liana. Hingga akhirnya Willy datang menghapus
luka di hati Vena. Namun bukannya menghapus luka di hatinya Vena, tapi Willy
malah menjadikan Vena sebagai boneka yang ia manfaatkan untuk memperoleh ketenaran
di SMKN 4 Kendal.
Sedetik
kemudian Vena terdiam, tak disangkanya kalimat itu terucap dari mulut seorang
Ivan. Kebimbangan merasuk dalam fikirannya Vena. Sebenarnya ia masih ingin
melanjutkan hubungannya dengan Friska, tapi di sisi lain ia sangat masih
mencintai Ivan. Selain itu, ia juga tau bahwa yang selama ini dijalaninya
dengan Friska adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh hokum agama dan takdir.
Kehadiran Ivan di malam basah itu memberikannya kedamaian sekaligus
kebimbangan.
‘’Aku
tunggu jawabanmu besok…good night’’. Ucap Ivan.
Setelah
mengakhiri sambungan telponnya dengan Ivan, Vena segera menelpon Friska untuk
memberitahukan semua itu.
‘’Halo
say… ada apa ???’’. Ucap Friska.
‘’Aku
nggak tau harus milih kamu ato Ivan, barusan Ivan nembak aku..’’. Ucap Vena.
‘’Up to you lah mau milih siapa, semua tergantung sama kamu’’. Ucap Friska.
‘’Mmm… sudah aku putuskan, kita akhiri semua ini sampai di sini .Cinta ini adalah cinta terlarang. Maaf ya ini semua adalah yang terbaik…’’. Ucap Vena.
‘’Ya…met malam’’. Ucap Friska langsung menutup pembicaraan mereka.
‘’Up to you lah mau milih siapa, semua tergantung sama kamu’’. Ucap Friska.
‘’Mmm… sudah aku putuskan, kita akhiri semua ini sampai di sini .Cinta ini adalah cinta terlarang. Maaf ya ini semua adalah yang terbaik…’’. Ucap Vena.
‘’Ya…met malam’’. Ucap Friska langsung menutup pembicaraan mereka.
Sesaat
kemudian,masuk sms dari Friska.
To
: Vena
From
: Friska
Ini
akku, bukan mau ku. Inilah akku yg sbenarnya. Klo benar akku m’punyai prasa’n
t’larang ini knp ?? ap klian rugi ?? Akku thu cinta yg k tu pux ini cnt
terlarang.Tp klian gk berhak m’atur hdup q. Krn akku yg m’jlani smua ini, bukan
klian. Smua hanya bsa m’nyalahkan q tanpa bsa m’ngerti prasaan q.Inilah akku.’’AKU
CEWEK LESBIAN’’.
Sejak saat itu,Vena
lebih memilih diam daripada bertegur sapa dengan Friska. Ia sedih sekaligus
bangga. Sedih karena ia harus mangakhiri hubungannya dengan Friska, bangga
karena ia tahu, keputusan yang ia ambil ini sangat benar .Friska juga memilih
untuk diam. Ia nggak tahu, mau di kemanakan hubungannya dengan Vena.
Hujan
lagi-lagi mengguyur kota Kendal malam itu. Suasana dingin yang menusuk tulang
membuat Friska enggan kumpul-kumpul dengan teman-temannya untuk main bilyard. Ia
hanya duduk termenung di depan meja belajarnya sambil menatapi foto-foto saat
ia masih normal seperti cewek lainnya. Ia kemudian mengambil foto yang sangat
di bencinya dari laci meja belajarnya.
Ingatan
Friska kembali kemasa lalunya. Di saat ia masih bisa merasakan indahnya pacaran
dengan lawan jenisnya .Namun semua itu berubah setelah kejadian yang sangat
membuatnya trauma itu terjadi. Kejadian yang terjadi diluar kehendaknya dan
tanpa
sepengetahuannya.
Sejak saat itu ia bukan lagi seorang wanita suci. Entah bagaimana caranya, tiba-tiba
saja ia menemukan dirinya di kamarnya tertidur tanpa busana setelah ia
berjalan-jalan dengan Deni, kakak kelas XII-TKR 2, yang baru saja lulus tahun
ini. Padahal seingatnya, ia masih berada di taman bersama Deni. Sejak saat
itulah ia berubah drastis seperti ini.
Lantunan
lagu The Virgin-Cinta Terlarang berbunyi dari ponselnya Friska. Ia mengambil hp
nya dari kantong celananya. Dan alangkah terkejutnya saat ia tahu Vena
menelponnya. Sedetik kemudian, Friska meletakkan kembali foto laki-laki yang
sangat di sayanginya sekaligus sangat dibencinya di dalam laci meja belajarnya.
Dan ia segera mengangkat telpon itu.
‘’Halo…’’.
Terdengar suara cewek di seberang sana.
‘’Ya…
ada apa ??’’. Ucap Friska dingin.
‘’Maafin
aku…’’. Ucap Vena.
‘’Kamu
nggak salah kug…’’. Ucap Friska.
‘’Mmh….
kita masih sahabatan kan ???’’. Tanya Vena.
‘’Ya…
maaf aku lagi sibuk, aku janji suatu hari nanti aku akan berubah…’’. Ucap
Friska dan ia segera memutuskan hubungan telponnya dengan Vena.
‘’Fris….’’.
Ucap Vena, namun sayang, sambungan telponnya telah terputus.
Vena
tertegun setelah mendengar ucapan Friska.’’Suatu hari nanti akku akan
berubah…’’,apa maksudnya ???.Ia kembali menelpon Friska. Tapi ternyata nomernya
Friska tidak aktif.
Langit
Kota Kendal masih saja menangis. Kilat dan petir manghiasi malam kelabu itu. Namun
di balik semua itu, seorang cewek tomboy tampak tersenyum. Hari ini ia
mengalami suatu kejadian yang sangat berkesan di hatinya. Akhir dari percintaan
terlarangnya dengan sahabatnya. Dan cewek itu rupanya telah memutuskan untuk
pergi dari semua kehidupannya di Kendal.
***
Vena
kaget setengah mati mengetahui Friska akan pindah ke Singapura, menyusul
mamanya yang sedang tugas di sana. Singapura adalah kampung halamannya Friska,
ia tinggal di Kota Kendal karena mengikuti papanya yang pindah tugas di
Indonesia.Vena baru saja mendengar kabar itu dari Ivan, cowok yang sekarang ini
menjadi pacarnya. Memang sejak kemarin Friska tidak hadir sekolah. Saat Vena
menanyakan alasan ketidak hadirannya di sekolah melewati telpon, ternyata
nomernya masih tidak aktif. Tapi ia tak menyangka bahwa Friska akan kembali ke
kampung halamannya. Friska menatap rumahnya dengan sedih .Rumah itu penuh
kenangan bersama ia dan Vena. Setelah puas menatap rumah kesayangannya, ia
segera menyusul papanya yang telah menunggunya di mobil.
Tepat
pukul 15.00 Friska sampai di bandara. Kurang lebih setengah jam lagi ia akan
berangkat. Ia teringat pada sahabatnya sekaligus orang yang di cintainya. Ia
ingin sekali bertemu dengan Vena untuk yang terakhir kalinya. Sedetik kemudian,
Friska mengambil hp nya dan menelpon Vena.
Vena
terkejut melihat sebuah nama yang sangat ia sayangi menelponnya. Ia segera
mengangkatnya, Berharap agar apa yang dikatakan Ivan bukanlah sebuah kenyataan.
‘’Kalau mau bertemu aku untuk yang terakhir kalinya, segera saja ke bandara sekarang juga, atau selamanya kamu tidak akan bertemu aku lagi…’’. Ucap Friska.
‘’Kalau mau bertemu aku untuk yang terakhir kalinya, segera saja ke bandara sekarang juga, atau selamanya kamu tidak akan bertemu aku lagi…’’. Ucap Friska.
‘’Fris…’’.
Ucap Vena tak sanggup menahan kesedihan.
‘’Sore…’’.
Ucap Friska segera mematikan telponnya.
Vena
segera mengambil jaketnya dan dengan penampilan yang sederhana, ia segera
berangkat menuju bandara.
Sesampainya
di bandara, Vena bergegas pergi ke bagian informasi dan mendapati Friska sudah
menunggu di sana. Rasa senang sekaligus sedih terpancar dari wajah mereka berdua.
‘’Fris…
kenapa kamu pergi…’’. Ucap Vena sambil meneteskan air mata.
‘’Papaku
udah selesai tugas, jadi mau nggak mau aku harus kembali ke Singapore.’’. Ucap
Friska.
‘’Ohh… Friska… kenapa ini semua harus terjadi…’’. Ucap Vena sambil menangis di balik pelukan Friska. Saat itu gelora cinta terlarang mereka kembali merasuk kedalam jiwa. Rasa kehilangan yang sangat berat hadir dalam hati mereka.
‘’Ohh… Friska… kenapa ini semua harus terjadi…’’. Ucap Vena sambil menangis di balik pelukan Friska. Saat itu gelora cinta terlarang mereka kembali merasuk kedalam jiwa. Rasa kehilangan yang sangat berat hadir dalam hati mereka.
‘’Aku
masih menginginkanmu…’’. Ucap Friska.
‘’Aku
juga’’. Ucap Vena.
‘’Apa
kamu mau kembali…’’.
‘’Tidak,itu
tidak mungkin,, perasaan kita ini perasaan yang terlarang, kita tidak akan
mungkin kembali walaupun sebenarnya aku juga ingin kamu…’’. Ucap Vena sambil
menangis.
‘’Ya…aku mengerti…’’. Ucap Friska dingin.
‘’Ya…aku mengerti…’’. Ucap Friska dingin.
‘’Udah
akh… jangan nangis… cengeng banget sih….’’. Ucap Friska pada Vena.
‘’Biarin
!!!’’. Ucap Vena.
‘’Nih
buat kamu…’’. Ucap Friska sambil memberikan kalung dan sebuah cincin
bertuliskan F dan V.
‘’Cincin
dan kalung ini jangan sampai hilang, ntar kalo kita ketemu lagi dan aku tau
kalo kalung and cincin itu hilang… Awas kau !!’’. Sambung Friska.
‘’Please….
jangan pergi…’’. Lirih Vena.
‘’Mungkin
ini yang terbaik…. selamat tinggal…’’. Ucap Friska.
Dan
untuk terakhir kalinya mereka kembali berpelukan. Air mata Vena mengalir
semakin deras, hingga membasahi punggungnya Friska. Dan setelah puas
berpelukan, Friska pergi meninggalkan Vena, menyusul papanya yang sudah menunggunya
di dekat pintu masuk.
Friska
kembali menoleh kebelakang sebelum memasuki pintu masuk. Ia masih melihat
seorang cewek menangis melepas kepergiannya. Friska melontarkan senyumnya, namun
air mata cewek itu malah semakin mengalir deras. Dan Friska kembali melangkah
memasuki pintu masuk.
‘’Maafkan
aku… inilah yang terbaik untuk kita, semoga kamu bahagia dengan cowok lain…’’.
Ucap Friska dalam hati.
‘’Sayang….
ku tak ingin kau pergi….’’. Ucap Vena dalam hati.
***
Di
suatu Negara nan jauh di sana, seorang cewek tomboy tampak berdiri menatap
keluar dari balik daun jendela kamarnya. Di sana, hujan turun dengan sangat
lebat.
‘’Semoga kamu bahagia di sana tanpa diriku. Aku ‘kan tetap menjaga perasaan terlarang ini untukmu….. karna aku mencintaimu. Aku tak peduli perasaan yang ku punya ini terlarang. Sesungguhnya hati ini sangat berat meninggalkanmu. Tapi inilah yang terbaik untuk kita’’. Ucap Friska.
‘’Semoga kamu bahagia di sana tanpa diriku. Aku ‘kan tetap menjaga perasaan terlarang ini untukmu….. karna aku mencintaimu. Aku tak peduli perasaan yang ku punya ini terlarang. Sesungguhnya hati ini sangat berat meninggalkanmu. Tapi inilah yang terbaik untuk kita’’. Ucap Friska.
Langit
Kota Kendal tak secerah biasanya. Rintik-rintik hujan menghiasi kota itu. Seakan
ikut bersedih melihat kedua sahabat itu berpisah.
‘’Aku
merindukanmu… cinta terlarang ini akan ku jaga sampai kita bertemu kembali’’.
Ucap Vena sambil memandangi dedaunan yang basah akibat terkena tangisan langit
malam ini.
***
~Sebuah perasaan akan datang dengan sendirinya .Cinta terkadang dapat menjerumuskan. Jangan menganggap seseorang yang mempunyai perasaan terlarang seperti sampah yang harus di jauhi, tapi buatlah dia menjadi sadar dengan cintanya itu. Mengertilah pada perasaan mereka. Dan buatlah mereka mengerti pada kodrat hidup yang sebenarnya~
#Cerpen ini hanya imaginasi semata .. semoga anda menyukainya .. makasii :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar